Mengamati berita tentang keadaan
Indonesia secara keseluruhan, negeri ini seperti tiada aman dan sentosa. Rakyat
jauh dari kata sejahtera. Pemerintahnya ribut, saling sikut, tidak mau berdamai
dan hanya memikirkan ego masing-masing, ketimbang memikirkan rakyat. Tentu ada
yang salah dengan negeri ini. Jika diamati, banyak orang yang lupa akan sejarah
Indonesia. Banyak orang malas membaca buku sejarah, untuk mengingat jasa-jasa
para pahlawan dan mengambil banyak hikmah di dalamnya.. Sejarah menunjukkan
betapa banyak pahlawan yang terus berjuang untuk Indonesia, bahkan meskipun dalam keadaan sakit. Salah satunya, sejarah Panglima Besar Jenderal Sudirman. Seorang jenderal yang terkenal dengan nilai juangnya yang tinggi, dan tidak mau harga diri Bangsa terus-menerus diinjak-injak oleh Belanda.
betapa banyak pahlawan yang terus berjuang untuk Indonesia, bahkan meskipun dalam keadaan sakit. Salah satunya, sejarah Panglima Besar Jenderal Sudirman. Seorang jenderal yang terkenal dengan nilai juangnya yang tinggi, dan tidak mau harga diri Bangsa terus-menerus diinjak-injak oleh Belanda.
Di atas singgasananya – sebuah tandu kayu – Sudirman merasakan
semangat menyala sekaligus kekecewaan yang mendalam. Dia bisa memilih diam di
Istana, menunggu musuh datang untuk menangkapnya seperti yang dilakukan
pemimpin lain. Kesehatan yang buruk menjadi alasannya untuk bersembunyi atau
melakukan perlawanan di balik jeruji besi.
Sebagai panglima perang dari sebuah negara yang baru lahir, Sudirman melanjutkan perjuangan dari hutan ke hutan dengan siasat yang tak pernah disangka musuhnya. Sebuah perlawanan yang kelak menjawab pertanyaan; Indonesia akan mendapatkan kemerdekaan sepenuhnya atau kembali dalam cengkeraman penjajah. Meski setelah tujuh bulan, api gerilya yang menggelora harus padam oleh keputusan politik – bukan karena kehebatan Belanda.
Sebagai panglima perang dari sebuah negara yang baru lahir, Sudirman melanjutkan perjuangan dari hutan ke hutan dengan siasat yang tak pernah disangka musuhnya. Sebuah perlawanan yang kelak menjawab pertanyaan; Indonesia akan mendapatkan kemerdekaan sepenuhnya atau kembali dalam cengkeraman penjajah. Meski setelah tujuh bulan, api gerilya yang menggelora harus padam oleh keputusan politik – bukan karena kehebatan Belanda.
Meski sebuah novel, buku setebal
316 halaman ini ditulis dengan melakukan riset cukup. Bahkan, kekuatan dari
sejarah yang dinovelkan yaitu akan menjadi lebih hidup. Termasuk buku ini.
Sebuah buku rekomendasi untuk dibaca semua anak negeri. Semoga tersebab turut
merasakan jasa pahlawan yang tertera dalam novel ini, sehingga menjadi semakin
mencintai negeri ini, dan mau menjadi salah satu pemberi solusi bagi negeri
dengan seribu masalah ini. Semoga dan selamat membaca!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar