"Dunia
yang kita lihat adalah dunia yang Allah transmisikan ke RUH kita. Hendaknya kita sadari dan pahami bahwa dunia itu "tidak nyata". Keadaan yang benar-benar nyata dan pasti semua manusia alami itu adalah Alam Akhirat.
Seluruh
hal yang kita lihat sebagai materi pada kenyataannya tidak lebih dari
foton-foton. Foton adalah partikel cahaya dengan panjang gelombang yang
bervariasi. Gelombang-gelombang ini merambat ke arah kita dan berubah
menjadi sinyal-sinyal listrik ketika mereka sampai pada retina di mata
kita. Sinyal-sinyal
listrik tersebut bergerak di sepanjang jalan yang telah ditetapkan dan pada akhirnya mencapai pusat penglihatan di dalam otak. Dan disana gelombang-gelombang tersebut memberikan asumsi dengan cara yang sangat luar biasa: Kita yakin bahwa apa yang kita lihat benar-benar berada disana, dan benar-benar ada sebuah meja, buku, makanan atau rumah di hadapan kita.
listrik tersebut bergerak di sepanjang jalan yang telah ditetapkan dan pada akhirnya mencapai pusat penglihatan di dalam otak. Dan disana gelombang-gelombang tersebut memberikan asumsi dengan cara yang sangat luar biasa: Kita yakin bahwa apa yang kita lihat benar-benar berada disana, dan benar-benar ada sebuah meja, buku, makanan atau rumah di hadapan kita.
Tak
peduli betapa meyakinkannya sebuah citra dari benda-benda tadi,
apa yang Anda anggap sebagai materi pada kenyataannya tidak lebih dari
sinyal-sinyal listrik. Dan citra tersebut terbentuk di dalam otak Anda,
bukan di depan Anda. Dengan demikian, sepanjang hidup Anda hanya
melihat sebuah citra ilusi dari meja, buku, makanan atau rumah dan bukanlah benda-benda yang sesungguhnya.
Meskipun sebuah ilusi,
bagaimanapun juga, citra tersebut tetaplah sangat jelas dan tidak ada
cacat dalam penampakannya. Sangatlah sulit untuk menyadari kenyataan
bahwasanya citra tersebut hanya terdiri dari sinyal-sinyal listrik.
Citra tersebut diciptakan dengan sangat sempurna di dalam otak sehingga
hampir mustahil untuk dapat membedakannya dengan bangunan sesungguhnya.
Ini adalah kesempurnaan karya seni dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Keajaiban
diciptakan setiap hari, setiap saat di otak manusia. Walaupun hanya
sinyal-sinyal listrik yang mencapai otak, dan walaupun bagian dalam otak
adalah gelap gulita dan walaupun daerah tersebut hanya berukuran sekian
centimeter persegi, semua gunung-gunung, laut-laut, lapangan-lapangan,
langit-langit, sampah-sampah yang tak pernah habis, rumah-rumah,
televisi-televisi, orang-orang, pohon-pohon dan dengan kata lain semua
hal yang kita lihat berada di dalam otak. Semua hal tersebut berwarna.
Tetapi tidak ada warna di dalam otak. Semua hal disana bercahaya dan
terang benderang, tetapi sesungguhnya tidak ada cahaya di dalam otak,
ataupun bahkan di luar otak. Semua hal disana sangatlah berisik dan
memiliki banyak suara, tetapi bagian dalam otak sama sekali hening.
Ada
perbedaan kedalaman disana; bintang-bintang tampak sangat jauh,
sedangkan sebuah pensil yang kita pegang tampak dekat. Tetapi
kenyataannya semua hal memiliki bidang yang sama di otak kita dan dengan
jarak yang sama. Matahari tampak ribuan kilometer di kejauhan sana.
Tetapi sesungguhnya berada tepat di sebelah kita, di dalam otak-otak
kita. Alasan mengapa matahari ada di dalam otak kita adalah karena citra
tersebut semata-mata sebuah sinyal-sinyal listrik. Sebuah tubuh yang
kita tahu berada sejauh ribuan kilometer sesungguhnya tercipta di sebuah
ruang yang hanya berukuran sekian centimeter persegi.
Dengan demikian, dunia yang kita lihat bukanlah materi yang sesungguhnya. Kita tidak akan pernah bersentuhan langsung dengan materi sesungguhnya yang ada di luar sana. Dunia kita terbatas dengan apa yang ditampilkan pada layar di otak-otak kita. Jauh dari itu, kita tidak dapat menjamin apakah entitas tersebut ada atau tidak, sebagaimana kita tidak dapat menjamin apakah dunia yang diciptakan untuk kita adalah sama dengan dunia sesungguhnya di luar sana.
Dunia yang kita lihat adalah dunia yang Allah transmisikan ke RUH kita. Tidak ada materi di dunia tersebut; tidak ada kekerasan, kelembutan, bau ataupun warna. Hanya ada sinyal-sinyal listrik. Allah membuat sinyal-sinyal listrik sebagai penyebab dari dunia yang bercahaya dan berwarna yang Dia tunjukkan kepada ruh kita. Dan adalah ruh, yang Dia ciptakan untuk setiap manusia, yang mempersepsikan dan menerjemahkan citra-citra ini, gembira, bersedih, ragu-ragu, merasa bahagia dan rindu, mengingat, mencintai dan merasakan kegembiraan di dunia tersebut. Hendaknya kita sadari dan pahami bahwa dunia itu "tidak nyata". Keadaan yang benar-benar nyata dan pasti semua manusia alami itu adalah Alam Akhirat.
Dengan demikian, dunia yang kita lihat bukanlah materi yang sesungguhnya. Kita tidak akan pernah bersentuhan langsung dengan materi sesungguhnya yang ada di luar sana. Dunia kita terbatas dengan apa yang ditampilkan pada layar di otak-otak kita. Jauh dari itu, kita tidak dapat menjamin apakah entitas tersebut ada atau tidak, sebagaimana kita tidak dapat menjamin apakah dunia yang diciptakan untuk kita adalah sama dengan dunia sesungguhnya di luar sana.
Dunia yang kita lihat adalah dunia yang Allah transmisikan ke RUH kita. Tidak ada materi di dunia tersebut; tidak ada kekerasan, kelembutan, bau ataupun warna. Hanya ada sinyal-sinyal listrik. Allah membuat sinyal-sinyal listrik sebagai penyebab dari dunia yang bercahaya dan berwarna yang Dia tunjukkan kepada ruh kita. Dan adalah ruh, yang Dia ciptakan untuk setiap manusia, yang mempersepsikan dan menerjemahkan citra-citra ini, gembira, bersedih, ragu-ragu, merasa bahagia dan rindu, mengingat, mencintai dan merasakan kegembiraan di dunia tersebut. Hendaknya kita sadari dan pahami bahwa dunia itu "tidak nyata". Keadaan yang benar-benar nyata dan pasti semua manusia alami itu adalah Alam Akhirat.
Informasi selengkapnya disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar