EMAK AKU MINTA SURGAMU YA

Taufiqurrahman Al Azizy kembali menghadirkan kisah khasnya yang membumi dan penuh hikmah. Kali ini, penulis yang telah menghasilkan puluhan novel Islami laris ini menorehkan kelindan cerita tentang betapa kuatnya pengaruh harta pada manusia. Tak peduli kawan atau saudara, harta dapat menjadi pihak ketiga yang memisahkan hubungan keduanya.

Dalam alur cerita yang mengalir dan mudah dipahami, penulis memulai kisahnya dengan permasalahan dari perebutan sawah warisan oleh kakak beradik, Haris dan Mak Ijah. Meski saudara kandung, sifat dan nasib mereka bagai bumi dan langit. Haris adalah laki-laki kaya yang serakah. Sementara Mak ijah, saudara muda yang ngalah, narima, dan miskin. Haris yang banyak harta tetap saja berupaya mengambil alih sepetak sawah peninggalan orang tua mereka untuk adiknya. Mak Ijah tak merelakannya. Ia merasa, sawah itu adalah haknya, sekaligus sumber penghidupannya.

Klimaksnya, penulis mengisahkan bagaimana harta berperan sebagai dalang yang memorak-porandakan hubungan persaudaraan. Perseteruan antara Haris dan Mak Ijah terus berlangsung hingga keduanya sama-sama tua dan sakit-sakitan. Tak ada yang abadi di dunia ini, meski seseorang bergelimang harta sekali pun. Begitulah pesan lain dari penulis. Haris yang kaya raya akhirnya tumbang juga oleh takdir. Ia meninggal. Sebelum nyawanya terangkat, rupanya ia menulis wasiat berisi permintaan maaf kepada Mak Ijah dan Dimas atas kejahatannya semasa hidup.

1 komentar:

  1. Setelah baca novel ini, saya suka dengan alur cerita nya dan juga banyak pelajaran hidup yg bsa diambil dr ceritanya. Gaya bahasa yg digunakan pun cukup bagus.pokok nya baguusss deh. I like it

    BalasHapus